Jakartap (ANTARA) - Ketua MPR RI Bambang Soesatyo meminta Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan pemerintah daerah mewaspadai serta berhati-hati terhadap dampak dari potensi kekeringan yang dialami di wilayah Jawa, Bali, Nusa Tenggara Barat, dan Nusa Tenggara Timur.
"Wilayah-wilayah tersebut merupakan wilayah rawan kekeringan dalam data yang telah diteliti selama kurang lebih jangka waktu 10 tahun terakhir," kata Bamsoet sapaan karib Bambang Soesatyo dalam keterangan resminya di Jakarta, Selasa.
Ia juga meminta BNPB mengupayakan teknologi modifikasi cuaca atau TMC di antaranya dengan menciptakan hujan buatan untuk mengisi maupun mempertahankan posisi air di waduk-waduk. Sehingga, stok atau ketersediaan air untuk memenuhi kebutuhan masyarakat tetap terjaga.
Tidak hanya itu, ia meminta BNPB dan pemerintah daerah juga mengantisipasi wilayah Sumatera dan Kalimantan yang memiliki banyak kawasan hutan. Hal ini untuk mencegah kekeringan yang dapat mengarah pada potensi kebakaran hutan dan lahan (karhutla).
Bamsoet meminta pemerintah pusat dan pemerintah daerah berkomitmen dalam menyediakan air bersih sebagai kebutuhan dan hak masyarakat.
"Pasalnya, air bersih juga merupakan salah satu upaya dalam mewujudkan sanitasi yang bersih, mencegah gizi buruk, dan hidup yang sehat agar tercipta generasi mendatang yang berkualitas," ucapnya.
Baca juga: BNPB imbau waspada kekeringan di Jawa hingga Nusa Tenggara
Baca juga: Masuki musim kemarau, BNPB ingatkan waspada karhutla dan kekeringan
"Waspada bagi daerah-daerah yang sudah kita sampaikan disini, umumnya Jawa itu sangat rentan terhadap kekeringan. Jawa, Bali, Nusa Tenggara baik Barat maupun Nusa Tenggara Timur," ujar Pelaksana tugas Kepala Pusat Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari dalam Disaster Briefing di Jakarta, Senin (12/6).
Abdul melaporkan di Nusa Tenggara Barat sudah tampak mengalami kekeringan. Wilayah-wilayah tersebut merupakan wilayah rawan kekeringan dalam data yang telah diteliti selama 10 tahun terakhir.
Untuk memitigasi kekeringan, BNPB mengupayakan teknologi modifikasi cuaca (TMC), dengan membuat hujan buatan untuk mengisi maupun mempertahankan posisi air di waduk-waduk.
Baca juga: Mentan bagikan 4 ton benih padi antisipasi kekeringan karena El Nino
"Jadi kita tidak menunggu musim kering dulu baru hujan buatan, karena kalau begitu udah musim kering dulu kita mau hujan buatan, awan udah tidak ada, sudah tidak bisa," ujar Abdul.
Kekeringan, kata Abdul, akan sangat berdampak pada perekonomian Indonesia. BNPB mengimbau adanya peringatan dini maupun apel kesiapsiagaan terkait kekeringan di daerah tersebut.
Sementara itu wilayah Sumatera, BNPB mengimbau kewaspadaan pada potensi kebakaran hutan dan lahan (karhutla).
Pewarta: Narda Margaretha Sinambela
Editor: Chandra Hamdani Noor
Copyright © ANTARA 2023